Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Senin, 10 Oktober 2016

Bunda Maria sebagai Bunda Gereja

Image result for bunda maria
Bunda Maria, karena peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda pengantara kita. Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari Perawan Maria.Peranannya dalam sejarah keselamatan begitu penting, oleh karena keterpilihannya menjadi seorang Co-Redemtriks (Rekan Penebusan). Ia dirahmati secara khusus oleh Allah di dalam panggilannya menjadi Bunda Allah (bdk. Luk.. 1:28). 
 Allah memilih Bunda Maria untuk menjadi ibu Tuhan (Theotokos); karenanya, ia dipersiapkan secara khusus, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Ia tetap perawan (Dogma 1854). Oleh rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala noda dosa, ia hidup tanpa cela. Keterpilihannya menjadi Ibu Tuhan membuka kembali pintu surga yang telah ditutup karena dosa Hawa.Ia adalah Hawa baru, ibu dari semua yang hidup, sebagaimana Kristus adalah Adam baru. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan kehendak Allah menjadikan dia sangat berkenan di hadapan Allah. Ia adalah makhluk yang paling sempurna dari semua ciptaan. Bunda Maria adalah model iman yang harus diteladani, iman penuh penyerahan, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” (Luk. 1:38) Maria adalah contoh dan teladan Geraja yang ulung (LG.53). 

Magnificatnya (Luk. 1:46-55), mengungkapkan suatu pujian yang sangat indah kepada Allah, karena Allah menggenapi Firman-Nya, yang disampaikan-Nya melalui para nabi, tentang kedatangan Putera Allah yang menyelamatkan dunia. Keselamatan yang dinanti-nantikan itu, kini terlaksana dalam dan melalui Maria.Terlebih lagi Allah memilih orang yang kecil dan sederhana seperti dia (Maria) untuk menjadi ibu Tuhan.Jiwa Maria sungguh sederhana, tetapi justru dalam kesederhanaannya Allah memilih dia. Ia adalah ibu Tuhan yang berbahagia dan bersahaja. (bdk Luk.1:48)  Mengapa Orang Katolik Menghormati Maria?  <Ada pemahaman yang keliru mengenai ibadat atau devosi yang dilakukan orang katolik terhadap Bunda Maria.Ada pihak-pihak tertentu yang menuduh orang katolik menyembah Bunda Maria.Tentu saja tuduhan seperti itu tidak benar, karena Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan tentang penyembahan kepada Maria. Orang Katolik sama sekali tidak menyembahMaria tetapi menghormatinya !!!Bagaimanapun tingginya derajat Maria, ia tetaplah ciptaan sama seperti kita, dan suatu ciptaan tidak dapat disembah. Tuhan sajalah yang patut kita sembah. (bdk. Mrk 4:10) Gereja Katolik hanya mengajarkan penghormatan kepada Maria yang merupakan contoh ciptaan Allah yang sempurna, yang patut diteladani kaum beriman, karena peranannya dalam sejarah keselamatan.Jika orang katolik melakukan penyembahan terhadap Maria, itu adalah suatu penyimpangan ajaran Gereja dan merupakan dosa. 

 Dasar penghormatan Gereja Katolik terhadap Bunda Maria sangat Alkitabiah. Hal itu dijumpai ketika Malaikat Gabriel yang diutus Allah, yang merupakan juru bicara Allah datang kepada Maria, dan menyampaikan kabar, bahwa ia (Maria) akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika Malaikat Gabriel bertemu dengan Maria, ia menyapa Maria dengan suatu sapaan yang begitu hormat: “Salam hai Engkau yang dikaruniai.”(Luk. 1:28) Sapaan ini adalah suatu tanda penghormatan yang istimewa dari Allah terhadap Bunda Maria.Meskipun perkataan itu keluar dari mulut Malaikat Gabriel, tetapi sesungguhnya sapaan ini adalah sapaan Allah sendiri, yang diucapkan-Nya melalui utusan-Nya.Sapaan tersebut menunjukan bahwa Allah begitu menghormati ciptaan-Nya ini. 


Kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh Perjanjian Lama atau tokoh-tokoh lain dalam Kitab Suci, tampak adanya perbedaan antara sapaan Allah kepada Maria dan kepada mereka. Misalnya, ketika Malaikat Tuhan berbicara kepada Musa dari dalam semak api yang menyala (Kel. 3:4-5), ketika Allah berbicara kepada Musa diatas Gunung Sinai (Kel. 24:12-18), Malaikat Allah menampakan diri kepada Manoah tentang kelahiran Simson (Hak. 13:1-25), dan sebagainya. Dalam perjanjian Baru, kita jumpai Malaikat Allah berbicara kepada Zakaria di Bait Allah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk. 1:5-24), bahkan Zakaria ketakutan ketika mendengar sapaan malaikat kepadanya. Dari sini tampaklah perbedaan antara sapaan Allah kepada tokoh-tokoh dalam Kitab suci dan kepada Maria, yaitu Allah berbicara dengan penuh hormat kepada Maria, lebih daripada yang lain.


  Demikian juga sapaan Elisabet terhadap Maria, ketika Maria mengunjungi Elisabet saudaranya di pegunungan Yudea (Luk. 1:39–45). Elisabet menyapa Maria: “Diberkati engkau di antara semua perempuan dan diberkati buah rahimmu.” Sebelum Elisabet mengucapkan perkataan itu, ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini berarti kata-kata itu keluar dari Allah sendiri, yang menggunakan mulut Elisabet untuk mengucapkannya.Jadi bukanlah Elisabet yang menyapa Maria melainkan Roh Kudus, Allah sendiri.  Jadi jelaslah bagi kita, bahwa Allah sangat menghormati Maria melalui sapaan-sapaan-Nya yang begitu istimewa. Ia disapa melebihi ciptaan lain bahkan nabi besar Perjanjian Lama sekalipun, yaitu Nabi Musa. Kalau Allah Sang Pencipta melalui sapaannya, begitu menghormati dan menjunjung tinggi Maria melebihi ciptaan lain, mengapa kita sebagai ciptaan-Nya yang berdosa tidak menghormati Maria? Apa yang terjadi jika kita menolak atau tidak menghormati Maria? Kalau kita menghina Maria, berarti kita menghina Allah, yang begitu menghormati dia. Karenanya, penghormatan kepada Maria bukanlah suatu penyimpangan ajaran Kristiani, asalkan penghormatan itu tidak melampaui batas-batas yang harus kita berikan kepada Allah Tritunggal sebagai Pencipta. Karena bagaimana pun tingginya derajat Maria, ia tetaplah ciptaan yang berada jauh di bawah Allah.  


Ciptaan Sempurna 

 Di antara semua ciptaan Allah, Maria adalah ciptaan yang paling sempuna. Ia dilindungi secara khusus oleh Allah, sehingga ia tanpa noda sedikit pun sejak dari dalam kandungan. Ia tetap Perawan (Dogma 1854). Kesucian Maria jauh melebihi para rasul dan para kudus dalam Gereja dan ciptaan lain. Tentang kesucian dan kesempunaan Maria konsili Vatikan II mengatakan : “Berkat rahmat Allah, Maria sesudah Putera lebih dimuliakan dari semua malaikat dan manusia sebagai Bunda Allah yang mahasuci” (LG. 66). Walaupun Kitab Suci tidak menemukan teks bahwa Maria pergi mewartakan Injil, namun ia lebih suci dari Rasul Petrus atau Rasul Agung Santo Paulus. Namun, perlu diingat bagaimana pun sucinya Maria, ia tidak dapat dibandingkan dengan Yesus sebagai Tuhan. Justru kesucian dan kesempunaan Maria diperolehnya melalui Yesus.Akan tetapi tanpa kesucian atau lebih tepat, tanpa Allah mempersiapkan Maria secara khusus, bagaimana mungkin Yesus Putera Allah dapat lahir dari seorang pendosa? Maria dirahmati secara khusus oleh Allah, sehingga ia layak menjadi Ibu Tuhah.   

 Maria adalah orang yang sederhana, seorang gadis desa dari Nazareth.Ia seorang yang bersahaja sebagaimana gadis Nazareth pada umumnya. Orang tidak pernah mengetahui, bahwa ia dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Orang hanya mengetahui, bahwa ia adalah seorang yang saleh. Hidupnya sangat tersembunyi. Namun dalam kesederhanaannya, ia hidup tanpa noda dosa, sejak dari dalam kandungan ibunya. Ia sungguh hidup sempurna, karena Allah sendiri yang menjaga dia. Kesempurnaan Maria juga terletak dalam penyerahannya yang total terhadap kehendak Allah. “Terjadilah padaku menurut perkataanmu,” merupakan suatu jawaban yang menunjukan kesempurnaan Maria dalam menerima dan mau melakukan kehendak Allah. Ketaatannya yang sempurna terhadap kehendak Allah membuat dia sebagai Master piece dari semua ciptaan Allah. Ketaatannya dalam iman membuat ia sempurna dalam menanggapi panggilannya sebagai ibu Tuhan. gandung nilai Teologal. 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Jonathan Blog - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -